Padi - Sang Penghibur
setiap perkataan yang menjatuhkan
tak lagi ku dengar dengan sungguh
juga tutur kata yang mencela
tak lagi ku cerna dalam jiwa
aku bukanlah seorang yang mengerti
tentang kelihaian membaca hatiku
hanya pemimpi kecil yang berangan
tuk merubah nasibnya…
oh.. bukankah ku pernah melihat
bintangsenyum menghiasi sang malam
yang berkilau bagai permatamenghibur
yang lelah jiwanya
yang sedih hatinya
yang lelah jiwanya
yang sedih hatinya
ku […]
Padi - Harmony
Aku mengenal dikauTak cukup lama…
separuh usia ku
Namun begitu banyak..
pelajaranYang aku terima
Kau membuatku mengerti hidup ini
Kita terlahir bagai selembar kertas putih
inggal kulukis dengan tinta pesan damaiKan terwujud Harmony…
Segala kebaikan..Takkan terhapus oleh kepahitanKulapangkan resah jiwa..Karna kupercaya..Kan berujung indah
Kau membuatku mengerti hidup iniKita terlahir bagai selembar kertas putihTinggal kulukis dengan tinta pesan damaiKan terwujud […]
Padi - Belum Terlambat
Dipangkuan hati titian hidupkuTak pernah kutau ada sesuatuDidalam jiwamu membahagiakan dirimuBetapa kusungguh tak menyadarinya
Apakah cinta yang membahagiakanmuSesuatu yang ingin kumiliki
Membayangkan itu akupun mulai mencobaMengerti sedikit tentang perasaan ituPernah terkaburkan oleh pilu kepedihanMungkin aku salah dalam mengartikan itu semua
Belumlah terlambat untuk mengertiDan belum terlambat utk menumbuhkan cinta kuSelama hidup sepanjang usiakuTak sekalipun pernah […]
Padi - Rencana Besar
Posted on 23 November 2007 by gamulz
Bisakah aku singgah di hatimuBerharap sebentuk cinta yang tulusSesuatu yang ku percaya ada tersimpan di sana
Terlalu lama aku harus terdiamatau mungkin ku tak percaya sungguh, akan kesempatan dan kemungkinan yang terjadi nantiSebab ku yakin ada pintu terbuka diantara hatiku dan hatimu
Padi - Jika Engkau Bersedih
Posted on 23 November 2007 by gamulz
Jika engkau bersedih pastilah ini ada maksudnyaAndai engkau bisa tertawa seharusnya bahagia
Dan Jika karma itu ada.. berpeganglah atas hatimukarna kautak kan bisa.. mengabaikan takdirmu
Tak usah lagi engkau menangisSeperti dulu melemahkan niatmuSemoga bertemu kembaliTetapkan hati berjuang bersama lagi
Tahu kah engkau bahwa cinta itu adalah anugerahSama seperti adanya hidup kita hidup iniMengertikah engkau […]
Padi - Teruslah Bernyanyi
Hei, saatnya tuk kembaliSaatnya tuk ikuti kata hatiHei..hei..heiSaatnya tuk bernyanyiMelagukan mimpimu hari ini
Biarkan senandungmu mewarnai duniaDan biarkan sang waktu yang menguji semua yang kau tawarkan
Tebarkan cinta dan terus bernyanyiNyanyikan lagu yang menghibur hatiHati yang sepi dan terus bersedihSedih yang masih membayangi hidupHidup didunia hanya sementaraSementara lupakan semuanyaSemuanya pasti akan berakhirAkhirnya kita pun akan […]
Padi - Ode
Posted on 23 November 2007 by gamulz
Semua cerita tentangmuYang masih tersimpan di dalam benakkuMeresap dijiwakuMemenuhi ruang hatiku
Seperti cahaya mentari kau hadirTerangi hidupku, terangi jalankuMenuntunku memaknai semua yang ada
Dan aku takkan melupakan semua yang indahYang pernah engkau ucapkan
Meski kau telah berlaluTak lagi di sisi, namun cintamu akan tetap hidupTak terhapuskan, tak tergilas oleh waktu
Dan aku takkan melupakan semua […]
Padi - Jangan Datang Malam Ini
Kau datang mengejutkan dirikuMenikam hatiku ..detak jantungkuSesungguhnya ku tak inginkan dirimuAda disini… ditempat ini oh ho
Di pelupuk hatikuMelupakanmuDi pusara jiwakuPernah ku memilikiKisah tersembunyi dalam hidupku
(Mengapa) kau harus datang disini(Malam ini) tak bisa ku hindari(Maafkan) bila kumenafikanmu(Bukan saatnya) dan bukan waktunya
Apapun yang terjadiKau tau, sebenarnya hidupku menyenangkan… sudah cukup, cukup sudah cukup ku […]
Padi - Aku Bisa Menjadi Kekasih
Posted on 23 November 2007 by gamulz
Segalanya kan bisa menjadi baikJika kita tak saling menyakitiApapun yang sudah terjadiBilakah kita harus merelakannya
Memaafkan itu tak seberat memindah samudraTak ada yang paling sempurnaKuserahkan padamu…kepadamu
Aku bisa menjadi kekasihmuAku bisa menjadi temanAku bisa jadi musuhmuAku bisa jadi sahabatmu
Menerjemahkan isi hatiMungkin lebih dengan berbicaraBukankah jalannya hidup menjadi mudahBila kita saling bisa melengkapi
Memaafkan itu […]
Senin, 26 November 2007
Kamis, 22 November 2007
love is not Blind !!!!
Love is`nt Blind
*" When two people love each other, nothing is more imperative and
delightful than giving. " *- Guy de Maupassant -
Cinta berpijak pada perasaan sekaligus akal sehat. Miskonsepsi pertama yang
ditentang Bowman adalah manusia jatuh cinta dengan menggunakan perasaan
belaka. Betul, kita jatuh cinta dengan hati. Tapi agar tidak menimbulkan
kekacauan di kemudian hari, kita diharapkan untuk juga menggunakan akal
sehat.
Bohong besar kalau kita bisa jatuh cinta dengan begitu saja tanpa bisa
mengelak. Yang sesungguhnya terjadi, proses jatuh cinta dipengaruhi tradisi,
kebiasaan, standar, gagasan, dan deal kelompok dari mana kita berasal.
Bohong besar pula kalau kita merasa boleh berbuat apa saja saat jatuh cinta,
dan tidak bisa dimintai pertanggungjawaban bila perbuatan-perbuatan impulsif
itu berakibat buruk suatu ketika nanti.
Kehilangan perspektif bukanlah pertanda kita jatuh cinta, melainkan sinyal
kebodohan. Cinta membutuhkan proses, Bowman juga menolak anggapan cinta bisa
berasal dari pandangan pertama. "Cinta itu tumbuh dan berkembang dan
merupakan emosi yang kompleks," katanya.
Untuk tumbuh dan berkembang, cinta membutuhkan waktu. Jadi memang tidak
mungkin kita mencintai seseorang yang tidak ketahuan asal-usulnya dengan
begitu saja.
Cinta tidak pernah menyerang tiba-tiba, tidak juga jatuh dari langit. Cinta
datang hanya ketika dua individu telah berhasil melakukan orientasi ulang
terhadap hidup dan memutuskan untuk memilih orang lain sebagai titik fokus
baru. Yang mungkin terjadi dalam fenomena "cinta pada pandangan pertama"
adalah pasangan terserang perasaan saling tertarik yang sangat kuat bahkan
sampai tergila-gila. Kemudian perasaan kompulsif itu berkembang jadi cinta
tanpa menempuh masa jeda. Dalam kasus "cinta pada pandangan pertama", banyak
orang tidak benar-benar mencintai pasangannya, melainkan jatuh cinta pada
konsep cinta itu sendiri. Sebaliknya dengan orang yang benar-benar mencinta,
mereka mencintai pasangan sebagai persolinatas yang utuh.
Cinta tidak menguasai dan mengalah, tapi berbagi. Bukan cinta namanya bila
kita berkehendak mengontrol pasangan. Juga bukan cinta bila kita bersedia
mengalah demi kepuasan kekasih. Orang yang mencinta tidak menganggap kekasih
sebagai atasan atau bawahan, tapi sebagai pasangan untuk berbagi, juga untuk
mengidentifikasi diri. Bila kita berkeinginan menguasai kekasih (membatasi
pergaulannya, melarangnya beraktivitas positif, mengatur seleranya
berbusana, selalu mengkritik semua kekurangannya) atau melulu mengalah
(tidak protes bila kekasih berbuat buruk, tidak keberatan dinomorsekiankan),
berarti kita belum siap memberi dan menerima cinta.
Cinta itu konstruktif.
Individu yang mencinta berbuat sebaik-baiknya demi kepentingan sendiri
sekaligus demi (kebanggaan) pasangan. Dia berani berambisi, bermimpi
konstruktif, dan merencanakan masa depan. Sebaliknya dengan yang jatuh cinta
impulsif. Bukannya berpikir dan bertindak konstruktif, dia kehilangan
ambisi, nafsu makan, dan minat terhadap masalah sehari-hari. Yang dipikirkan
hanya kesengsaraan pribadi. Impiannya pun tak mungkin tercapai. Bahkan
impian itu bisa menjadi subsitusi kenyataan.
Cinta tidak melenyapkan semua masalah Penganut faham romantik percaya cinta
bisa mengatasi masalah. Seakan-akan cinta itu obat bagi segala penyakit
(panacea). Kemiskinan dan banyak problem lain diyakini bisa diatasi dengan
berbekal cinta belaka. Faktanya, cinta tidaklah seajaib itu. Cinta hanya
bisa membuat sepasang kekasih berani menghadapi masalah. Permasalahan
seberat apapun mungkin didekati dengan jernih agar bisa dicarikan jalan
keluar. Orang yang tengah mabuk kepayang-berarti tidak benar-benar
mencinta-cenderung membutakan mata saat tercegat masalah. Alih-alih
bertindak dengan akal sehat, dia mengenyampingkan problem.
Cinta cenderung konstan
Ya, cinta itu bergerak konstan. Maka kita patut curiga bila grafik perasaan
kita pada kekasih turun naik sangat tajam. Kalau saat jauh kita merasa
kekasih lebih hebat dibanding saat bersama, itu pertanda kita
mengidealisasikannya, bukan melihatnya secara realistis. Lantas saat kembali
bersama, kita memandang kekasih dengan lebih kritis dan hilanglah segala
bayangan hebat itu. Sebaliknya berhati-hatilah bila kita merasa kekasih
hebat saat kita berdekatan dengannya dan tidak lagi merasakan hal yang sama
saat dia jauh. Hal sedemikian menandakan kita terkecoh oleh daya tarik
fisik.
Cinta terhitung sehat bila saat dekat dan jauh dari pasangan, kita
menyukainya dalam kadar sebanding.
Cinta tidak bertumpu pada daya tarik fisik
Dalam hubungan cinta, daya tarik fisik memang penting. Tapi bahaya bila kita
menyukai kekasih hanya sebatas fisik dan membencinya untuk banyak faktor
lainnya. Saat jatuh cinta, kita menikmati dan memberi makna penting bagi
setiap kontak fisik. Kontak fisik, ketahuilah, hanya terasa menyenangkan
bila kita dan pasangan saling menyukai personalitas masing-masing. Maka
bukan cinta namanya, melainkan nafsu, bila kita menganggap kontak fisik
hanya memberi sensasi menyenangkan tanpa makna apa-apa. Dalam cinta, afeksi
terwujud belakangan saat hubungan kian dalam. Sedang nafsu menuntut pemuasan
fisik sedari permulaan.
Cinta tidak buta, tapi menerima
Cinta itu buta? Tidak sama sekali. Orang yang mencinta melihat dan menyadari
sisi buruk kekasih. Karena besarnya cinta, dia berusaha menerima dan
mentolerir. Tentu ada keinginan agar sisi buruk itu membaik. Namun keinginan
itu haruslah didasari perhatian dan maksud baik. Tidak boleh ada kritik
kasar, penolakan, kegeraman, atau rasa jijik. Nafsulah yang buta. Meski
pasangan sangat buruk, orang yang menjalin hubungan dengan penuh nafsu
menerima tanpa keinginan memperbaiki. Juga meninggalkan pasangan saat
keinginannya terpuaskan, hanya karena pasangan punya secuil keburukan yang
sangat mungkin diperbaiki.
Cinta memperhatikan kelanjutan hubungan
Orang yang benar-benar mencinta memperhatikan perkembangan hubungan dengan
kekasih. Dia menghindari segala hal yang mungkin merusak hubungan. Sebisa
mungkin dia melakukan tindakan yang bisa memperkuat, mempertahankan, dan
memajukan hubungan. Orang yang sedang tergila-gila mungkin saja berusaha
keras menyenangkan kekasih. Namun usaha itu semata-mata dilakukan agar
kekasih menerimanya, sehingga tercapailah kepuasan yang diincar. Orang yang
mencinta menyenangkan pasangan untuk memperkuat hubungan.
Cinta berani melakukan hal menyakitkan
Selain berusaha menyenangkan kekasih, orang yang sungguh-sungguh mencinta
memiliki perhatian, keprihatinan, pengertian, dan keberanian untuk melakukan
hal yang tidak disukai kekasih demi kebaikan. Seperti seorang ibu yang
berkata "tidak" saat anaknya meminta es krim, padahal sedang flu.
Begitulah kita semua seharusnya bersikap pada pasangan....
*" When two people love each other, nothing is more imperative and
delightful than giving. " *- Guy de Maupassant -
Cinta berpijak pada perasaan sekaligus akal sehat. Miskonsepsi pertama yang
ditentang Bowman adalah manusia jatuh cinta dengan menggunakan perasaan
belaka. Betul, kita jatuh cinta dengan hati. Tapi agar tidak menimbulkan
kekacauan di kemudian hari, kita diharapkan untuk juga menggunakan akal
sehat.
Bohong besar kalau kita bisa jatuh cinta dengan begitu saja tanpa bisa
mengelak. Yang sesungguhnya terjadi, proses jatuh cinta dipengaruhi tradisi,
kebiasaan, standar, gagasan, dan deal kelompok dari mana kita berasal.
Bohong besar pula kalau kita merasa boleh berbuat apa saja saat jatuh cinta,
dan tidak bisa dimintai pertanggungjawaban bila perbuatan-perbuatan impulsif
itu berakibat buruk suatu ketika nanti.
Kehilangan perspektif bukanlah pertanda kita jatuh cinta, melainkan sinyal
kebodohan. Cinta membutuhkan proses, Bowman juga menolak anggapan cinta bisa
berasal dari pandangan pertama. "Cinta itu tumbuh dan berkembang dan
merupakan emosi yang kompleks," katanya.
Untuk tumbuh dan berkembang, cinta membutuhkan waktu. Jadi memang tidak
mungkin kita mencintai seseorang yang tidak ketahuan asal-usulnya dengan
begitu saja.
Cinta tidak pernah menyerang tiba-tiba, tidak juga jatuh dari langit. Cinta
datang hanya ketika dua individu telah berhasil melakukan orientasi ulang
terhadap hidup dan memutuskan untuk memilih orang lain sebagai titik fokus
baru. Yang mungkin terjadi dalam fenomena "cinta pada pandangan pertama"
adalah pasangan terserang perasaan saling tertarik yang sangat kuat bahkan
sampai tergila-gila. Kemudian perasaan kompulsif itu berkembang jadi cinta
tanpa menempuh masa jeda. Dalam kasus "cinta pada pandangan pertama", banyak
orang tidak benar-benar mencintai pasangannya, melainkan jatuh cinta pada
konsep cinta itu sendiri. Sebaliknya dengan orang yang benar-benar mencinta,
mereka mencintai pasangan sebagai persolinatas yang utuh.
Cinta tidak menguasai dan mengalah, tapi berbagi. Bukan cinta namanya bila
kita berkehendak mengontrol pasangan. Juga bukan cinta bila kita bersedia
mengalah demi kepuasan kekasih. Orang yang mencinta tidak menganggap kekasih
sebagai atasan atau bawahan, tapi sebagai pasangan untuk berbagi, juga untuk
mengidentifikasi diri. Bila kita berkeinginan menguasai kekasih (membatasi
pergaulannya, melarangnya beraktivitas positif, mengatur seleranya
berbusana, selalu mengkritik semua kekurangannya) atau melulu mengalah
(tidak protes bila kekasih berbuat buruk, tidak keberatan dinomorsekiankan),
berarti kita belum siap memberi dan menerima cinta.
Cinta itu konstruktif.
Individu yang mencinta berbuat sebaik-baiknya demi kepentingan sendiri
sekaligus demi (kebanggaan) pasangan. Dia berani berambisi, bermimpi
konstruktif, dan merencanakan masa depan. Sebaliknya dengan yang jatuh cinta
impulsif. Bukannya berpikir dan bertindak konstruktif, dia kehilangan
ambisi, nafsu makan, dan minat terhadap masalah sehari-hari. Yang dipikirkan
hanya kesengsaraan pribadi. Impiannya pun tak mungkin tercapai. Bahkan
impian itu bisa menjadi subsitusi kenyataan.
Cinta tidak melenyapkan semua masalah Penganut faham romantik percaya cinta
bisa mengatasi masalah. Seakan-akan cinta itu obat bagi segala penyakit
(panacea). Kemiskinan dan banyak problem lain diyakini bisa diatasi dengan
berbekal cinta belaka. Faktanya, cinta tidaklah seajaib itu. Cinta hanya
bisa membuat sepasang kekasih berani menghadapi masalah. Permasalahan
seberat apapun mungkin didekati dengan jernih agar bisa dicarikan jalan
keluar. Orang yang tengah mabuk kepayang-berarti tidak benar-benar
mencinta-cenderung membutakan mata saat tercegat masalah. Alih-alih
bertindak dengan akal sehat, dia mengenyampingkan problem.
Cinta cenderung konstan
Ya, cinta itu bergerak konstan. Maka kita patut curiga bila grafik perasaan
kita pada kekasih turun naik sangat tajam. Kalau saat jauh kita merasa
kekasih lebih hebat dibanding saat bersama, itu pertanda kita
mengidealisasikannya, bukan melihatnya secara realistis. Lantas saat kembali
bersama, kita memandang kekasih dengan lebih kritis dan hilanglah segala
bayangan hebat itu. Sebaliknya berhati-hatilah bila kita merasa kekasih
hebat saat kita berdekatan dengannya dan tidak lagi merasakan hal yang sama
saat dia jauh. Hal sedemikian menandakan kita terkecoh oleh daya tarik
fisik.
Cinta terhitung sehat bila saat dekat dan jauh dari pasangan, kita
menyukainya dalam kadar sebanding.
Cinta tidak bertumpu pada daya tarik fisik
Dalam hubungan cinta, daya tarik fisik memang penting. Tapi bahaya bila kita
menyukai kekasih hanya sebatas fisik dan membencinya untuk banyak faktor
lainnya. Saat jatuh cinta, kita menikmati dan memberi makna penting bagi
setiap kontak fisik. Kontak fisik, ketahuilah, hanya terasa menyenangkan
bila kita dan pasangan saling menyukai personalitas masing-masing. Maka
bukan cinta namanya, melainkan nafsu, bila kita menganggap kontak fisik
hanya memberi sensasi menyenangkan tanpa makna apa-apa. Dalam cinta, afeksi
terwujud belakangan saat hubungan kian dalam. Sedang nafsu menuntut pemuasan
fisik sedari permulaan.
Cinta tidak buta, tapi menerima
Cinta itu buta? Tidak sama sekali. Orang yang mencinta melihat dan menyadari
sisi buruk kekasih. Karena besarnya cinta, dia berusaha menerima dan
mentolerir. Tentu ada keinginan agar sisi buruk itu membaik. Namun keinginan
itu haruslah didasari perhatian dan maksud baik. Tidak boleh ada kritik
kasar, penolakan, kegeraman, atau rasa jijik. Nafsulah yang buta. Meski
pasangan sangat buruk, orang yang menjalin hubungan dengan penuh nafsu
menerima tanpa keinginan memperbaiki. Juga meninggalkan pasangan saat
keinginannya terpuaskan, hanya karena pasangan punya secuil keburukan yang
sangat mungkin diperbaiki.
Cinta memperhatikan kelanjutan hubungan
Orang yang benar-benar mencinta memperhatikan perkembangan hubungan dengan
kekasih. Dia menghindari segala hal yang mungkin merusak hubungan. Sebisa
mungkin dia melakukan tindakan yang bisa memperkuat, mempertahankan, dan
memajukan hubungan. Orang yang sedang tergila-gila mungkin saja berusaha
keras menyenangkan kekasih. Namun usaha itu semata-mata dilakukan agar
kekasih menerimanya, sehingga tercapailah kepuasan yang diincar. Orang yang
mencinta menyenangkan pasangan untuk memperkuat hubungan.
Cinta berani melakukan hal menyakitkan
Selain berusaha menyenangkan kekasih, orang yang sungguh-sungguh mencinta
memiliki perhatian, keprihatinan, pengertian, dan keberanian untuk melakukan
hal yang tidak disukai kekasih demi kebaikan. Seperti seorang ibu yang
berkata "tidak" saat anaknya meminta es krim, padahal sedang flu.
Begitulah kita semua seharusnya bersikap pada pasangan....
Bosan hidup
Seorang pria mendatangi Sang Master, "Guru, saya sudah bosan hidup. Sudahjenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yangsaya lakukan selalu berantakan. Saya ingin mati."Sang Master tersenyum, "Oh, kamu sakit.""Tidak Master, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan.Itu sebabnya saya ingin mati."Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Master meneruskan, "Kamusakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, 'Alergi Hidup'. Ya, kamu alergiterhadap kehidupan."Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian,tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan normakehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan mengalir terus,tetapi kita menginginkan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidakikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit.Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupanmembuat kita sakit.Yang namanya usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam hal berumah-tangga,bentrokan-bentrokan kecil itu memang wajar, lumrah. Persahabatan pun tidakselalu langgeng, tidak abadi. Apa sih yang langgeng, yang abadi dalamhidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan.
Kita ingin mempertahankansuatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita."Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersediamengikuti petunjukku." demikian sang Master."Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak inginhidup." pria itu menolak tawaran sang guru."Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?""Ya, memang saya sudah bosan hidup.""Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah botoldiminum malam ini, setengah botol lagi besok sore jam enam, dan jamdelapan malam kau akan mati dengan tenang Giliran dia menjadi bingung. Setiap Master yang ia datangi selama iniselalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu inianeh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudahbetul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati. Pulang kerumah, ialangsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut "obat" oleh Masteredan itu. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakansebelumnya.Begitu rileks, begitu santai!Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segalamacam masalah. Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluargadi restoran . Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selamabeberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkankenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget!Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya,"Sayang, aku mencintaimu."Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenanganmanis!Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupanangin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi.Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur.Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satuuntuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagiterakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis!Sang istripun merasa aneh sekali Selama ini, mungkin aku salah. "Maafkanaku, sayang."Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnyapun bingung, "Hari ini, Boss kita kok aneh ya?"Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karenasiang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebihtoleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda.Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya. Pulang kerumah jam 5sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan.Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, "Sayang,sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu."Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, "Pi, maafkan kami semua. Selama ini,Papi selalu stres karena perilaku kami."Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadisangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimanadengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?Ia mendatangi sang Guru lagi.Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yangtelah terjadi,"Buang saja botol itu. Isinya air biasa.
Kau sudah sembuh, Apa bila kauhidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapatmenjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan.Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air.Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akanbosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kuncikebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan."Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang kerumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masihmengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian.Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP!!!Hidup?bukanlah merupakan suatu beban yang harus dipikul?.tapi merupakan suatu anugrah untuk dinikmati.
Langganan:
Postingan (Atom)