Kamis, 28 Januari 2010

memaknai Hidup


Saya berbincang dengan seorang sahabat, dan dia berkata: "Kenapa ya saya tidak
bisa menikmati hidup padahal saya memiliki banyak hal yang mungkin diinginkan orang lain." Hal ini
menurut saya banyak ditanyakan beberapa sahabat.

Banyak orang yang menjalani hidup ini dengan tidak mengerti makna dari hidup
mereka. Mereka lahir, tumbuh, menikah, mencari nafkah, membesarkan anak,
dan akhirnya meninggal dalam keadaan hanya pasrah dalam menjalankan
kehidupan dengan kosong.

Sebagaimana kita memandangi hidup, demikianlah kehidupan kita. Hidup menjadi
berarti, bermakna, karena kita memberikan arti kepadanya, memberikan makna
kepadanya. Bagi mereka yang tidak memberikan makna, tidak memberikan arti,
maka hidup ini ibarat lembaran kertas yang kosong.

Hal terbesar di dunia ini bukanlah dimana Anda berdiri, melainkan kemana
Anda akan pergi. Itu artinya, jika Anda mampu menetapkan, memahami dan
memperjelas tujuan hidup, maka kemungkinan untuk memaknai hidup lebih besar.

Ada dua hal yang dapat membuat orang menjadi sadar dalam menjalankan
kehidupan. Pertama, peristiwa-peristiwa pahit dan musibah. Musibah
sebenarnya adalah ''rahmat terselubung", karena dapat membuat kita bangun
dan sadar. Anda baru sadar pentingnya kesehatan kalau Anda sakit.

Kematian mungkin merupakan satu stimulus terbesar yang mampu menyentakkan
kita. Banyak tokoh terkenal meninggal begitu saja. Mereka sedang sibuk
memperjualbelikan kekuasaan, saling menjegal, berjuang meraih jabatan, lalu
tiba-tiba saja meninggal. Kematian menyadarkan kita pada betapa singkatnya
hidup ini, betapa seringnya kita meributkan hal-hal sepele, dan betapa
bodohnya kita menimbun kekayaan yang tidak sempat kita nikmati.

Dalam mencoba mengisi dan menyadari arti kehidupan menyadari, yaitu siapa
diri kita, darimana kita berasal, dan ke mana kita akan pergi. Untuk itu
kita perlu sering mengambil jarak dari kesibukan kita dan melakukan
kontemplasi. Dan sedikit perenungan akan membuat kita mengerti akan makna
dari kehidupan. Ingat kehidupan berjalan tidak hanya mengejar keinginan
mimpi duniawi.

Terkadang kita melupakan keberadaan orang terdekat, kita melupakan afeksi
atau kasih sayang dari orang-orang terdekat yang membuat kita berarti,
pengakuan keberadaan kita juga membuat kita bisa menikmati hidup. Disayangi
orang tua, keluarga, anak, sahabat memberi kita kesempatan kita berarti dan
menikmati kehidupan. Bayangkan ketika kehidupan kita hanya mengejar harta,
mimpi, dan sukes dan kita mengabaikan keberadaan orang terdekat oleh kita,
ketika mimpi, dan kesuksesan telah tercapai kita hanya menikmati sesaat, dan
setelah itu kita akan kembali kosong.

Buat apa terlalu sibuk mengumpul-ngumpulkan kekayaan, dengan menyalahgunakan
jabatan kalau hasilnya tidak dapat Anda nikmati selama-lamanya. Apalagi Anda
sudah merusak jiwa Anda sendiri dengan berlaku curang dan korup. Padahal,
jiwa inilah milik kita yang abadi.

Sering terpikirkan terkadang dalam kehidupan ini kita hanya mengejar
kesenangan ragawi, kita kurang memperhatikan kesukesan jiwa, dan hati kita,
maka banyak kita lihat saat ini orang yang memiliki kekosongan hati, dan
dengan hati yang kosong akan mudah kita depresi, stress dan lainya. Karena
tidak seimbangnya kebutuhan ragawi dan kebutuhan jiwa.

Bukalah mata dan hati Anda untuk mengerti, mendengarkan, dan mempertanyakan
semua pikiran dan paradigma Anda. Sayang, banyak orang yang mendengarkan
semata-mata untuk memperkuat pendapat mereka sendiri, bukannya untuk
mendapatkan sesuatu yang baru yang mungkin bertentangan dengan pendapat
mereka sebelumnya. Orang yang seperti ini masih tertidur dan belum
sepenuhnya tersadar.

Jadi saya hanya mengharap dan mengingatkan kepada para sahabat, mari kita
jalani hidup dengan keseimbangan, mari kita nikmati hidup, mencapai sukses
dalam kehidupan tanpa melupakan sukses setelah kita meninggalkan dunia juga
harus dipikirkan.

"Menikmati hidup tidak hanya dengan harta dan kekuasaan, menikmati hidup
dengan hati yang tulus lebih berarti"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar